Apa itu Ground Control Points dan Bagaimana Menggunakannya?
Jika Anda bekerja dengan perangkat lunak pemetaan foto udara, Anda pasti mendengar tentang titik kontrol tanah (Ground Control Point atau GCP). Istilah ini sering digunakan dalam industri survey, desain virtual dan konstruksi, GCP dapat meningkatkan akurasi dari peta yang dihasilkan dari foto udara. Meskipun tidak diperlukan dalam setiap situasi, GCP adalah alat vital untuk pemetaan yang presisi. Tapi apa sebenarnya titik kontrol tanah? bagaimana menggunakannya dengan benar?
Apa itu Ground Control Point?
Titik kontrol tanah (GCP) adalah target besar yang ditandai di tanah, ditempatkan secara strategis di seluruh area survey dengan teknis dan preferensi tertentu. Anda harus terlebih dulu menentukan koordinat GPS RTK di pusat masing-masing. GCP dan koordinatnya kemudian digunakan untuk membantu perangkat lunak pemetaan drone untuk secara akurat memposisikan peta dengan kondisi nyata di sekitarnya.
Analoginya seperti menempatkan paku payung atau push pin dalam sebuah majalah dinding. Masing-masing pin dapat membantu merekatkan scrap (potongan rubrik mading) dengan bantalan mading agar bisa dipajang di dinding. GCP berfungsi demikian untuk bisa merujuk lokasi referensi peta di masing-masing titiknya.
Kapan dan Mengapa GCP Penting?
Ketika digunakan dengan benar, GCP dapat meningkatkan akurasi peta. Artinya, GCP membantu memastikan bahwa garis lintang dan bujur titik di peta secara akurat sesuai dengan koordinat GPS yang sebenarnya. Ini penting dalam situasi dimana pemetaan presisi dan akurasi diperlukan. Perusahaan survey umumnya menggunakan GCP, karena tingkat akurasi yang tinggi penting dalam sebagian besar pekerjaan yang dilakukan. Virtual Design dan konstruksi adalah sektor lain yang sering membutuhkan tingkat pemetaan yang presisi ini.
Setiap proyek pemetaan drone adalah unik, dan tidak semua proyek memerlukan tingkat akurasi peta yang tinggi. Karena itu, penting untuk menilai setiap proyek sebelum Anda memutuskan untuk mengambil langkah menggunakan GCP. Namun secara umum, proyek seperti overlay geo-referensi, dokumen desain dan survey tanah bisa memanfaatkan penggunaan GCP.
baca juga : Lakukan Survey dan Pemetaan Lebih Cepat dengan UAV
Cara Membangun Titik Kontrol di Tanah
Satu hal penting untuk diingat bahwa GCP harus mudah terlihat dalam foto udara Anda. Hal ini dilakukan dengan cara menggunakan warna kontras tinggi, dengan memastikan titik kontrol tanah cukup besar untuk dilihat dari ketinggian penerbangan tertentu. Kami merekomendasikan terbang dengan ketinggian 300 kaki dengan frontlap dan sidelap 70/75 peta (tingkat tumpang tindih peta) saat menggunakan GCP. Perlu diingat bahwa hal ini dapat berubah tergantung pada area pemetaan. Kebanyakan penanda harus memenuhi dua kriteria sederhana:
- Desain dengan tingkat kontras yang tinggi agar mudah dibedakan dengan medan di sekitarnya
- Bentuk geometri standar yang menunjukkan pusat penanda yang diukur
Mengukur Lokasi GCP
Seperti yang telah disebutkan di atas, penting untuk mengukur koordinat GPS di pusat setiap titik kontrol tanah. Untuk melakukan ini, Anda memerlukan receiver Real Time Kinematic (RTK) atau Pasca Pengolahan Kinematik (PPK). Jangan gunakan ponsel atau tablet untuk mengukur lokasi titik kontrol tanah Anda. Keakuratan perangkat ini sangat mirip dengan sistem GPS onboard drone dan tidak akan memberikan hasil yang akurat. Sebaliknya, gunakan salah satu metode sebelumnya yang tercantum di atas, seperti penerima GPS RTK atau PPK.
Tips menempatkan GCP
Sebarkan GCP merata di tanah. Marker harus ditempatkan disekitar sudut luar area dan sisanya didistribusikan di seluruh pusat area. Secara umum, survey lapangan harus dapat memuat minimal 5 GCP dengan kisaran luas 10 sampai 120 hektar per area survey. Pastikan GCP diberi jarak yang cukup berjauhan, untuk menghindari kebingungan.
Buat zona penyangga di sekeliling batas peta. Disarankan zona penyangga berada diantara tepi peta dan titik GCP. Ini memastikan ada cukup cakupan gambar untuk melakukan pemrosesan ulang. Ukuran zona penyangga harus berada di antara 50-100 kaki, tergantung pada tingkat overlap penerbangan. Overlap yang lebih tinggi menghasilkan lebih banyak gambar dan umumnya membutuhkan lebih sedikit buffer zone.
Waspadai perubahan ketinggian. Jika area yang dipetakan memiliki perubahan elevasi yang nyata seperti bukit, ranjau dan lembah, pastikan untuk menempatkan setidaknya satu titik kontrol tanah pada setiap elevasi utama yang berbeda.
Pastikan GCP tidak terhalang. Obstruksi visual seperti overhang, salju, bayangan atau silau membuat titik kontrol tanah sulit diidentifikasi pada peta. Jangan sampai GCP terhalang objek di tanah dan hindari tutupan seperti tanaman, pohon dan lainnya.
Sumber :
https://blog.dronedeploy.com/what-are-ground-control-points-gcps-and-how-do-i-use-them-4f4c3771fd0b
https://medium.com/@propeller_aero/things-to-know-about-ground-control-in-drone-surveying-6b63ba6ccf0c
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!