Posts

Autonomous Survey Vessel (ASV) Maintenance

Autonomous Survey Vessel merupakan sebuah kapal tanpa awak yang mampu digerakan secara otomatis dari suatu titik ke titik lain, biasanya digunakan untuk survei batimetri untuk mengumpulkan data atau perencanaan konstruksi bawah air. Survei batimetri merupakan salah satu survey di bidang hidrografi yang dilakukan untuk mengetahui data suatu kedalaman ataupun topografi dasar perairan. Alat yang digunakan untuk melakukan survei batimetri salah satunya adalah echosounder yang dipasangkan pada suatu kapal.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa survey dan pemetaan yang diantaranya merupakan survey pemetaan batimetri, PT. Zona Spasial menyediakan layanan survey batimetri yang efektif dan efisien dengan Autonomous Survey Vessel (ASV). Survey ini dikhususkan untuk wilayah perairan darat seperti danau, sungai kecil dan bendungan.

The Good Quality demands a lot of Maintenance

Dalam rangka mewujudkan kualitas layanan survey yang baik, kami senantiasa terus menerus memastikan serta menjaga seluruh aspek layanan dapat bekerja dengan optimal. Termasuk ASV yang kami gunakan untuk survey batimetri.

Pengecekan seluruh komponen fungsional penting untuk dilakukan agar ASV dapat selalu siap digunakan kapanpun dibutuhkan. Pengecekan meliputi seluruh fungsi, sistem pergerakan, perangkat lunak yang mendukung hingga pembersihan seluruh komponen guna menghindari terjadinya korosi.

Foto Udara dengan PUNA untuk pembuatan Peta Dasar PTSL

PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) merupakan suatu kebijakan mengenai pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis yang meliputi semua bidang tanah di seluruh desa maupun kelurahan yang ada di wilayah Republik Indonesia. Kebijakan yang merupakan Program Strategis Nasional (PSN) ini bertujuan untuk memberikan jaminan kepastian dan perlindungan hukum hak atas tanah serta jaminan kepastian letak dan batas bidang tanah dengan membangun data bidang tanah baru  sekaligus meningkatkan serta menjaga kualitas data bidang tanah terdaftar yang sudah ada agar seluruh bidang-bidang tanah terdaftar lengkap dan akurat. Namun kegiatan PTSL ini tidak lepas dari permasalahan, sehingga pemerintah, dalam hal ini BPN terus melakukan evaluasi – yang mana hasilnya tertuang pada kebijakan mengenai Petunjuk Teknis PTSL yang dikeluarkan pada tanggal 3 Maret 2023.

Dalam kebijakan tersebut dijelaskan bahwa ketidak-tersediaan peta dasar pendaftaran yang komprehensif serta tidak dilengkapi peta foto udara maupun Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) yang bergeoreferensi menjadi sebab timbulnya beberapa masalah diantaranya hasil pengukuran lapangan yang masih belum merata, masih banyaknya tumpang tindih (overlap) data hasil ukur dengan data yang sudah terdaftar, tidak sesuainya bidang tanah terdaftar terpetakan dengan kondisi sebenarnya di lapangan, serta hambatan-hambatan lainnya. Oleh sebab itulah pembuatan peta foto menggunakan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) menjadi salah satu tahapan pelaksanaan kegiatan pengumpulan data fisik yang harus dilakukan pada kegiatan PTSL tahun 2023

Sebagai perusahaan jasa survey pemetaan foto udara menggunakan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA), PT Zona Spasial ikut serta dalam mensukseskan Program Strategis Nasional(PSN) ini. Dengan pengalaman dan keahlian yang dimiliki, PT Zona Spasial melakukan pemrotetan udara dengan PUNA untuk mendapatkan peta foto yang akan digunakan sebagai dasar pengukuran pada PTSL 2023. Peta foto yang didapatkan dari kegiatan ini lebih dari yang diharapkan yaitu dengan ketelitian 19-20 cm serta GSD 4 -10 cm.

Registrasi Jalan Tol Akses Tanjung Priok (Bagian II)

Penanganan Raw Data (data mentah) yang didapatkan dari Terrestrial Laser Scan merupakan hal yang krusial. Penanganan data yang baik akan mempermudah proses selanjutnya. Raw Data dari jalan tol akses Tanjung Priok ini melibatkan data yang sangat besar, sehingga memerlukan strategi tertentu sehingga proses registrasi dapat dilakukan dengan lebih baik. Strategi registrasi yang kami ambil antara lain sebagai berikut:

1. Jumlah Data Scan yang Banyak

Banyaknya data mentah akan menyulitkan saat registrasi jika dilakukan secara bersamaan. Salah satu cara mengatasi data yang besar adalah clustering. Pengelompokkan data bisa dilakukan berdasarkan hari pengambilan data atau dengan mengelompokkan berdasarkan jenis obyek atau pengelompokan yang lain.

 

2. Penyatuan Ruas Atas dan Bawah

Penyatuan ini terjadi karena scan dilakukan di jalur atas dan bawah tol secara bersamaan. Untuk menggabungkan hasil data mentah ini perlu digunakan referensi yang sama. Kami menggunakan pick point terhadap satu obyek yang tercapture scan dari atas  jalan tol maupun dari bawah jalan tol.

3. Penghalang obyek (Object Barrier)

Pengambilan data dilakukan saat jalan tol tetap beroperasi. Hal ini mengakibatkan adanya halangan terhadap obyek yang discan. Lalu lintas kendaraan mengakibatkan beberapa obyek terhalang, karena pada saat perekaman pointcloud kendaraan melintas. Halangan ini mengakibatkan target dan sphere tidak terlihat atau terhalang. Proses yang dilakukan adalah mengambil point registrasi dari obyek yang sama terlihat dari 2 posisi berdiri alat.

4. Kapasitas Data yang besar

Dengan resolusi scan 1/2 menyebabkan kapasitas data besar dan berat saat processing. Langkah yang diambil dalam mengatasi hal tersebut yaitu dengan membagi area per segmen. Untuk setiap segmen terdiri dari 130-150 data scan. Dimana setiap segmen sudah diregistrasi untuk setiap ruas A-B dan atas-bawah.

5. Hasil Registrasi Tidak Match

Setelah registrasi berhasil dilakukan tetapi memiliki error yang tinggi akan menyebabkan data scan tidak match. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengelompokkan/clustering untuk data yang bermasalah. Data dapat diperbaiki secara efisien dengan membagi menjadi ruas-ruas.

Registrasi Jalan Tol Akses Tanjung Priok

Registrasi point cloud merupakan tahap setelah melakukan proses 3D scanning. Pengolahan data hasil laser scan dijadikan satu kesatuan menjadi satu sistem yang utuh. Adapun sistem koordinat yang dilakukan pada kasus Akses Tanjung Priok (ATP) menggunakan koordinat gobal. Dari beberapa metode registrasi yang ada, dalam kasus ini menggunakan metode target-based.

Prosedur Pengerjaan Registrasi

Adapun prosedur pengerjaan registrasi yang dilakukan pada hasil laser scan Akses Tanjung Priok sebagai berikut:

  1. Impor Data Scan

Data hasil laser scan diimport ke dalam software registrasi untuk dilakukan proses pengolahan data lebih lanjut. Format file berupa .fls.

  1. Pick Target

Sphere dan checkerboard sebagai target di-pick. Hal tersebut berfungsi sebagai stitch antar data agar setiap data saling terhubung.

Gambar 1. Pick checkerboard

 

Gambar 2. Pick Plane object

 

Gambar 3. Pick Sphere Target

  1. Control Point

Memasukkan control point sebagai sistem koordinat global. Control point juga berlaku sebagai reference yang mana orientasi dan rotasi dari hasil registrasi mengikuti sudut dan koordinat dari control point ini.

  1. Place Scan

Place scan merupakan tahap registrasi untuk menyatukan data-data hasil laser scan dengan parameter yang sudah disediakan di Faro Scene (software registrasi kami).

  1. Check Correspondence

Pada tahap ini, pengecekan dilakukan untuk memastikan bahwa setiap data scan sudah terhubung. Serta memastikan bahwa koordinat dan orientasi data sudah mendekati sama.

  1. Apply Picture dan Ekspor

Tahap terakhir apabila registrasi sudah baik yaitu melakukan coloring. Setelah pewarnaan data, selanjutnya data dieskpor ke format E57 untuk dilakukan modelling.

Hasil dari registrasi ini merupakan kumpulan dari beberapa station berdiri alat. Hasil registrasi ini merupakan pointcloud yang sudah siap dilakukan modeling.

Gambar 4. Hasil Registrasi secara isometrik

 

Untuk kendala dan cara mengatasi kendala dalam proses registrasi akan kami muat di artikel berikutnya…stay tuned guys

Menjaga Aset dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Salam Spasial,

Aset berharga pada perusahaan konsultan jasa survey dan pemetaan paling utama adalah manusia. Keberadaan aset ini harus selalu dijaga dan dirawat sehingga mampu memberikan positive feedback ke perusahaan. Aspek keselamatan dan kesehatan pekerja harus menjadi perhatian utama sebuah perusahaan.

Yang biasa kita kenal dengan Kesehatan dan keselamatan Kerja tidak hanya terbatas pemakaian APD (Alat Pelindung Diri), karena menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan. Lingkup K3 sangat luas, jika merujuk pada definisi ini.

Biasanya kita hanya mengacu pada kesehatan fisik saja, seperti melakukan pekerjaan sesuai SOP (Standart Operational Procedure), melindungi dari bahaya fisik yang bisa menimpa di tempat kerja, membuatkan asuransi kesehatan dan lain-lain. Kita jarang menerapkan kesehatan mental seperti kenyamanan tempat kerja, pergaulan sesama pekerja, istirahat yang cukup serta menikmati waktu bersama keluarga.

Keselamatan dan kesehatan kerja, baik fisik dan mental, akan membuat aset perusahan yang paling berharga (yaitu pegawai) akan selalu terjaga dan produktif. Sehingga diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi perusahaan yang pada akhirnya akan mensejahterakan karyawan dan lingkungan.

Dadali VTOL

Dalam artikel sebelumnya pernah dibahas mengenai jenis-jenis wahana Drone/UAV, salah satunya adalah Vertical Take Off Landing (VTOL). Seperti singkatannya, jenis wahana ini tegak lurus untuk persiapan terbang dan mendarat. Sedangkat saat terbang, wahana ini mirip dengan fixed wing biasa.Dadali VTOL ini dibuat karena memiliki keunggulan gabungan antara drone multirotor dengan Fixed wing. Drone Multirotor keunggulannya aman saat memulai penerbangan dan pada saat pendaratan. Sedangkan fixed wing keunggulannya adalah durasi terbang yang lebih lama dibanding drone multirotor.Dua keunggulan ini digabungkan sehingga tercipta sebuah wahana yang aman dan durasi (endurance) terbang cukup lama.
Keamanan pada saat memulai penerbangan dan pendaratan serta tidak diperlukannya area yang luas untuk melakukan hal tersebut merupakan keunggulan VTOL dibanding fixed wing biasa. Fixed wing memerlukan pelontar/lemparan untuk memulai misi penerbangan. Panjang landasan minimal 100 meter merupakan keharusan. Dadali VTOL cukup dengan 5 meter x 5 meter persegi sudah mampu terbang. Sedangkan Drone multirotor durasi (endurance) terbang sangat terbatas karena penggerak/baling-baling yang berkerja cukup banyak dan memerlukan daya yang besar. Sedangkan Dadali VTOL, seluruh baling-baling diperlukan hanya saat memulai misi penerbangan dan saat pendaratan. Pada saat terbang hanya 2 (dua) baling-baling yang berfungsi serta mode glider/melayang yang dapat menghemat energi/daya baterei.Keunggulan-keunggulan ini membuat Dadali VTOL sebagai pilihan utama dalam misi penerbangan UAV dalam proses pengambilan data pemetaan dengan foto udara.

Portfolio Items