Perbedaan DSM, DEM Dan DTM dalam Model Digital Muka Bumi
Dalam survey topografi, dikenal istilah elevasi atau ketinggian suatu objek dari titik tertentu. persamaan elevasi dihubungkan oleh garis imajiner yang kemudian menjadi profil topografi muka bumi. Sebagai seorang surveyor, mengenali elevasi muka bumi adalah keharusan. Kita harus dapat membedakan model elevasi muka bumi atau elevasi berdasarkan tutupan lahannya. Pengetahuan itu dapat berguna untuk menentukan model apa yang cocok digunakan untuk menganalisis data spasial. Oleh karena itu, mari simak penjelasannya.
Sensor dalam kamera menangkap cahaya matahari yang dipantulkan oleh medium tertentu untuk kemudian ditangkap menjadi foto udara. Pantulan cahaya matahari tersebut didapatkan dari medium (tempat) yang berbeda-beda. Ada cahaya yang tembus sampai ke permukaan tanah, batu, pepohonan maupun atap rumah. Semuanya menjadikan kesan ketinggian yang beragam tergantung dengan medium tempat pantulan cahaya. Inilah yang menjadi awal mula perbedaan model antara Digital Surface Model (DSM), Digital Elevation Model (DEM), dan Digital Terrain Model.
Apa itu Digital Surface Model (DSM)?
DSM atau disebut pula Model Permukaan Digital adalah model permukaan bumi dengan menggambarkan seluruh objek permukaan bumi yang terlihat. Objek bangunan, vegetasi yang menutupi tanah dan objek tanah yang terbuka termasuk dalam data tersebut. Kenampakan DSM akan menggambarkan bentuk permukaan bumi seperti keadaan nyata yang terlihat dari foto.
DSM berguna dalam pemodelan 3D untuk telekomunikasi, perencanaan kota dan penerbangan. Karena objek tutupan di permukaan bumi dapat dianalisis untuk kebutuhan berikut ini:
Pendekatan Zona Runway: Dalam penerbangan, DSM dapat menentukan penghalang landasan di zona pendaratan pesawat terbang.
Pengelolaan Lingkungan: DSM dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai perbedaan tutupan lahan dan kondisinya
Analisis Obstruksi: DSM dapat digunakan untuk menganalisi spotensi dan konektivitas dalam hal perencanaan wilayah.
Apa itu Digital Elevation Model (DEM)?
DEM atau Model Elevasi Digital adalah grid raster yang mereferensikan titik awal dari permukaan bumi. Pemodelan ini memungkinkan Anda untuk mengeliminasi objek di permukaan tanah seperti tanaman dan perumahan, model yang dihasilkan berupa model 3D dengan permukaan yang halus. Bangunan (jaringan listrik, gedung dan menara) dan fitur alam (pohon dan jenis vegetasi lainnya) tidak termasuk dalam DEM. Pemodelan ini berguna untuk:
Hidrografi: Hidrologi menggunakan DEM untuk menggambarkan batas air, menghitung akumulasi aliran dan arah aliran.
Stabilitas Batuan: berguna untuk merencanakan pembangunan jalan raya dan pemukiman, kaitannya dengan daerah rawan longsoran dan daerah lereng yang tinggi dengan vegetasi yang jarang.
Pemetaan Tanah: DEM membantu pemetaan jenis tanah berdasarkan pengamatan terhadapap elevasi, kondisi geologi, faktor pendukung lainnya.
Apa itu Digital Terrain Model (DTM)?
DTM sebenarnya identik dengan DEM, bahkan disamakan posisinya. Ini berarti bahwa DTM hanyalah permukaan elevasi yang mewakili bumi kosong yang direferensikan ke datum vertikal. DTM biasanya dibuat melalui fotogrametri stereo. Titik-titik DTM secara terpisah secara teratur mengikuti bentuk permukaan bumi. Dari garis-garis ruang dan kontur yang teratur ini, Anda dapat menginterpolasi DTM menjadi DEM. DTM merepresentasikan fitur medan yang lebih baik karena batas-batas 3D dan titik-titik massa 3D yang teratur secara spasial.
Bagaimana cara menangkap Model Elevasi Digital?
Beberapa metode penginderaan jauh untuk mendapatkan permukaan DEM adalah:
Data Citra Satelit: Radar aperture sintetis seperti Shuttle Radar Topography Mission menggunakan dua gambar radar dari antena yang diambil pada saat yang sama untuk membuat DEM.
Photogrammetry: Dalam fotografi udara, fotogrametri menggunakan foto dari setidaknya dua titik pandang yang berbeda. Serupa dengancara mata kita bekerja, ia dapat memperoleh kedalaman dan perspektif karenatitik pandang yang terpisah.
LiDAR: Menggunakan cahaya, pengukuran LiDAR memantulkan cahaya yang memantul ke tanah dan kembali ke sensor untuk mendapatkan elevasi permukaan Bumi.
Ada banyak sekali manfaat dari ketiga produk ini, pembuatan produk turunan DEM disesuaikan dengan tujuan awal seperti untuk analisa volume, jarak cut and fill, rencana pembuatan terowongan, jembatan analisis aliran air,analisis daerah rawan longsor, irigas, erosi, pembuatan jaringan jalan danbanyak lagi bahkan sampai aspek pertahanan yang dipakai dunia militer.
Dengan adanya model 3D dari suatu wilayah maka rencana dapat dibuat dengan matang serta data yang ada dapat digunakan untuk berbagai macam simulasi dan analisis.
Perkembangan software dan dunia digital yang begitu cepat juga membantu mempermudah pembuatan produk ini, jika dulu penggunaan LIDAR menjadi tehnik favorit untuk membuat DSM kini dengan foto udara dan bantuan software DSM juga dapat dibuat dengan akurasi yang tidak kalah dan lebih murah.
Sumber :
https://gisgeography.com/dem-dsm-dtm-differences/