Memilih Drone untuk Pemetaan
Banyak perusahaan yang ingin melakukan pembelian drone untuk keperluan survey dan pemetaan. Drone memungkinkan perusahaan menangkap foto udara untuk menghasilkan peta akurat dan model 3D di sekitarnya. Dengan menganalisis peta, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat yang meningkatkan efisiensi, meningkatkan keselamatan, dan efektifitas operasional. Dengan manfaat seperti ini, tidak mengherankan jika penggunaan drone meningkat di berbagai industri termasuk konstruksi, pertanian, survei, penambangan, dan banyak lagi.
Lalu pertanyaannya kemudian, drone seperti apa yang harus dibeli? Berikut ini beberapa pertimbangan yang dapat membantu sebelum melakukan pembelian. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai penggunaan tertentu, jadi penting untuk memahami perbedaan utama antara kedua jenis.
Drone Multi-Rotor
Pesawat multi-rotor adalah model drone yang paling umum digunakan untuk membuat peta dan model. Drone multi-rotor terdiri dari body utama dan beberapa rotor yang menggerakkan baling-baling untuk melakukan penerbangan dan manuver pesawat. Setelah di udara, drone multi-rotor menggunakan baling-baling untuk mengendalikan gerakan dengan memvariasikan kecepatan relatif masing-masing rotor untuk menghasilkan daya dorong. Ini menyajikan beberapa keuntungan ketika digunakan untuk pemetaan komersial.
Keuntungan
Kemampuan manuver yang lebih besar: pesawat multi-rotor dapat melakukan lepas landas dan pendaratan vertikal. Drone ini hanya membutuhkan sedikit ruang untuk terbang, dapat terbang dengan posisi hold, dan bermanuver juga berkeliling objek untuk pemeriksaan, pemetaan, dan pemodelan yang mudah.
Harga yang lebih rendah: drone multi-rotor dapat dibeli dengan harga yang lebih murah. Anda dapat membeli quadcopter profesional seharga 20 juta, sedangkan fixed wings drone dengan kualitas yang sama bisa berkali-kali lipat harganya.
Lebih kompak: drone multi-rotor tidak memerlukan sayap yang lebar, karena mereka menggunakan baling-baling untuk melakukan manuver. Drone ini dirancang untuk dilipat dan dikemas ke dalam kontainer yang lebih kecil. Membuatnya lebih mudah untuk diangkut.
Kemudahan penggunaan: drone multi-rotor lebih mudah diterbangkan oleh manusia dan autopilot. Cepat melakukan manuver, dan mampu membuat gerakan ke arah mana pun. Drone jenis ini bisa dipelajari lebih cepat. Selain itu, pada saat pendaratan, pilot lebih mudah mengendalikan drone karena ia dapat menstabilkan kondisi saat pendaratan dengan baling-balingnya.
Kapasitas muatan lebih banyak: drone multi-rotor umumnya bisa membawa lebih banyak beban karena desain mereka. Namun, ini akan membutuhkan drone yang lebih besar dan lebih mahal jika Anda ingin membawa muatan yang signifikan seperti DSLR besar atau rig kamera lainnya. Tak lupa, daya angkat rotor mesti ditingkatkan jika ingin mengangkat lebih banyak beban.
Kekurangan
Jangkauan lebih pendek: Satu batasan dari drone multi-rotor adalah jarak terbang pada kapasitas satu baterai. Kebanyakan drone multi-rotor dapat terbang hanya sekitar 30 menit sebelum kembali ke pangkalan untuk penggantian baterai. Anda dapat mengimbangi penurunan ini dengan membeli baterai tambahan.
Kurang stabil di angin: Aerodinamika pesawat multi-rotor membuatnya lebih rentan terhadap angin. Ini berarti anda harus berhati-hati dalam penggunaan di wilayah dengan angin kencang. Anda mungkin harus membeli kendaraan multi-rotor yang lebih berat, lebih stabil, dan lebih mahal.
baca juga : Prinsip Cara Kerja Sebuah UAV
Drone Fixed Wings
Drone fixed wings dirancang seperti jenis pesawat yang lebih konvensional, terlihat mirip dengan pesawat terbang pada umumnya. Memiliki body utama dan dua sayap dengan satu baling-baling. Setelah di udara, kedua sayap menghasilkan daya angkat yang mengkompensasi beratnya – memungkinkan pesawat untuk stabil dalam penerbangan. Jenis pesawat ini kurang umum dalam pemetaan drone diluar pertanian dan aplikasi minyak & gas.
Keuntungan
Rentang sayap yang signifikan: Pesawat fixed wings dapatterbang lebih lama daripada drone multi-rotor pada satu baterai tunggal. Ini idealuntuk memetakan area yang sangat besar atau linier karena drone ini dapatterbang tanpa harus sering mengganti baterai selama misi penerbangan.
Stabilitas yang lebih besar: Desain airframe sayap pesawat memberi stabilitas yang lebih besar dalam angin kencang dibandingkan drone multi-rotor. Ini penting untuk terbang di lingkungan yang terdapat angin kencang.
Aman saat fail safe: Jika drone ini kehilangan daya motor, secara teori ia dapat meluncur turun menggunakan daya aerodinamika sayapnya. Memberi kesempatan yang lebih baik untuk bertahan ketika jatuh.
Keuntungan penerbangan linear: drone fixed wings ideal untuk penerbangan jarak jauh, seperti inspeksi pipa. Namun, kemampuan ini saat ini terbatas pada persyaratan peraturan line-of-sight (LOS) di AS dan negara-negara lain dimana peraturan LOS telah diberlakukan.
Kekurangan
Memerlukan landasan untuk terbang: Pesawat fixed wings membutuhkan area lepas landas yang lebih besar dan zona pendaratan untuk penerbangan. Hal ini dapat membuatnya tidak cocok untuk beberapa kasus penggunaan. Ini juga memerlukan lebih banyak waktu untuk pengaturan, lepas landas, dan pendaratan.
Harga yang lebih tinggi: pesawat fixed wings cenderung lebih mahal daripada drone multi-rotor. Meskipun harga dapat berubah di masa depan, itu dapat memengaruhi budget perusahaan secara keseluruhan.
Menantang untuk terbang: Pesawat sayap tetap lebih sulit untuk terbang, baik untuk manusia dan kondisi autopilot, terutama dalam kondisi lapangan yang sukar. Beberapa pesawat dapat terbang dengan tolakan tangan, namun beberapa pesawat lainnya memerlukan slider untuk take off.
Kurang praktis: jangkauan jelajah yang tinggi dari drone fixed wings didapatkan dari bentuk aerodinamika pesawat, ini berarti drone lebih sulit untuk berkemas, dan membutuhkan perakitan sebelum penerbangan.
Kurang efisien untuk pemetaan area: Pesawat fixed wings kurang cocok untuk pemetaan area. Ini karena banyak corner diperlukan untuk menghasilkan pola grid dan mendapatkan overlay foto yang mencukupi dari area target. Drone fixed wings membutuhkan area yang lebih besar untuk berputar, dan tidak memiliki kemampuan manuver seperti drone multi-rotor.
Untuk mempermudah, kami menyiapkan tabel ringkasan ini sehingga Anda dapat membandingkan kedua jenis drone secara berdampingan.
Kesimpulan
Pada akhirnya, Anda harus memutuskan drone mana yang terbaik untuk kebutuhan perusahaan. Kami telah memberi Anda informasi dan alat untuk membuat keputusan berdasarkan informasi saat Anda memilih drone berikutnya untuk pemetaan.
Sumber:
https://blog.dronedeploy.com/choosing-the-right-mapping-drone-for-your-business-part-i-multi-rotor-vs-fixed-wing-aircraft-6ec2d02eff48
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!