Pada setiap aerial survey dengan pesawat nirawak akan ditemui daerah-daerah dengan vegetasi yang padat maupun daerah terbuka. Untuk setiap daerah dengan perbedaan vegetasi tersebut perlu dilakukan perencanaan aerial survey yang baik sehingga sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Perencanaan ini juga meliputi perencanaan sensor yang akan dipakai dalam aerial survey. Seperti diketahui bahwa sensor pada aerial survey bermacam-macam. (lihat pembahasan https://zonaspasial.com/2020/01/efektivitas-pesawat-nirawak-untuk-pemetaan/ ). Khusus pada bahasan ini akan dibahas masalah daya tembus pada vegetasi.
Sensor Kamera Foto Udara
Sensor kamera merupakan sensor pasif. Sensor pasif ini berarti sensor hanya akan menangkap sinar matahari yang dipantulkan oleh obyek. Obyek yang tertutup oleh obyek lain tidak akan mampu dicapture oleh sensor. Demikian juga permukaan tanah yang tertutup oleh vegetasi, walaupun terdapat bukaan disela-sela dedaunan. Obyek yang terlihat di sela-sela daunan terlalu sempit untuk dicapture oleh sensor kamera, sehingga pantulan sinar matahari tidak dapat ditangkap oleh sensor. Kemungkinan yang lain karena tingkat kecerahan obyek yang tertutup oleh daun-daun kanopi pohon sangat gelap sehingga tidak mampu ditangkap oleh sensor.
Daya tembus ini sensor foto tersebut merupakan salah satu kekurangan foto udara untuk aerial survey. Tetapi kemampuan sensor foto dalam menangkap warna merupakan keunggulan dibanding sensor LiDAR. Sensor foto dalam menangkap warna (RGB sensor) mampu memberikan keunggulan dalam identifikasi obyek.
Sensor LiDAR
Sensor aktif dari LiDAR mampu memancarkan pulse dan menangkap kembali hasilnya. Sensor aktif ini menghasilkan pointcloud dari pulse yang dipancarkan ke permukaan. Kemampuan pulse LiDAR dalam menembus kanopi merupakan keunggulannya. Dalam aerialsurvey dengan sensor LiDAR hal ini disebut Canopy High Models/Normalized Digital Surface Model (nDSM). Artinya pulse LiDAR mempunyai kemampuan dalam menembus kanopi melalui sela-sela daun sehingga tangkapan kembali pulse tersebut oleh sensor akan memberikan tinggi permukaan tanah sebenarnya.
Gambar 1. Perjalanan Pulse LiDAR (sumber: gisgeography.com)
Terdapat perbandingan yang telah dilakukan terhadap sensor foto udara dengan sensor LiDAR. Hasil peneltian tersebut membuktikan bahwa sensor LiDAR memang lebih unggul dalam hal menembus kanopi pepohonan.
Gambar 2. Perbandingan hasil pointcloud ketinggian LiDAR dan Foto Udara (sumber: Comparison of UAV LiDAR and Digital Aerial Photogrammetry Point Clouds for Estimating Forest Structural Attributes in Subtropical Planted Forests by Lin Cao, Hau Liu dkk)
Lalu Bagaimana Pemanfaatannya?
Seperti disinggung pada pembicaraan sebelumnya, bahwa dalam perencaan untuk aerialsurvey harus dilihat Area of Interest (AoI) yang akan disurvei, sehingga sensor yang digunakan akan sesuai. Untuk AoI dengan kanopi padat maka sensor LiDAR dapat digunakan pada pesawat Nirawak, tetapi jika kerapatan kanopi pohon tidak terlalu rapat maka penggunaan foto udara biasa dengan pesawat nirawak sudah mencukupi.
Seringkali terdapat pertanyaan dari client maupun calon client, seberapa efektif pesawat nirawak digunakan untuk pemetaan? Dan berapa luas area efektif yang dapat dipetakan dengan pesawat nirawak?
Tentu saja pertanyaan itu wajar, karena penggunaan pesawat nirawak untuk pemetaan relatif merupakan teknologi baru bagi client maupun calon client. Kami akan mencoba menjawabnya dalam artikel ini.
Pemetaan apa yang dapat dilakukan dengan pesawat nirawak?
Pemetaan yang biasa dilakukan oleh client/calon client biasanya adalah pemetaan spesifik atau yang biasa disebut pemetaan tematik. Cakupan luasan yang khusus maupun informasi yang akan ditampilkan juga spesifik, maka pemetaan ini disebut pemetaan tematik. Beberapa pemetaan yang biasanya dilakukan secara tematik antara lain:
Pemetaan batas kepemilikan lahan
Pemetaan kontur pada area tertentu
Pemetaan tutupan lahan (Landuse)
Dan pemetaan tematik lainnya.
Selain itu ada juga pemetaan lebih spesifik seperti pemetaan jalur pipa, jalur jalan, sebaran kebocoran gas (biasanya hal ini masuk dalam bidang inspeksi), pemetaan 3D (3D smart city, termasuk di dalamnya), pemetaan untuk pemantauan kemajuan pembangunan infrastruktur dan lain-lain.
Lalu bisakah semua itu dilakukan dengan pesawat nirawak? Tentu saja bisa.
Hanya saja mungkin sensor yang dibawa berbeda-beda. Sensor ini disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Misalnya untuk kebocoran gas, maka tidak bisa digunakan kamera biasa, harus dengan kamera pendektesi panas (thermalcamera). Demikian juga jika akan melakukan pemetaan untuk kawasan yang padat vegetasi, maka pilihan terbaik sensor adalah dengan LiDAR Drone, karena kemampuannya yang unggul dalam menembus vegetasi.
Jenis Sensor pada Pesawat Nirawak
Kesimpulannya, kemampuan pesawat nirawak untuk pemetaan sangat luas cakupannya. Hanya saja sensor yang dibawa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
Berapa cakupan efektif pesawat nirawak untuk pemetaan ?
Saat ini jenis pesawat nirawak dipasaran sangat beragam. Dari yang murah sampai dengan yang mahal sekali. Demikian juga endurance yang ditawarkan sangat beragam, mulai yang hanya 10 menit sampai dengan lebih dari 2 jam. Demikian juga sensor yang dapat dibawa, sangat beragam. Keragaman ini memungkinkan pengguna lebih mudah menyesuaikan dengan kebutuhannya.
Untuk menjawab pertanyaan efektivitas luasan yang dapat dipetakan dengan pesawat nirawak, tentu saja harus dihubungkan dengan endurance. Semakin lama endurance, akan semakin luas cakupan yang diperoleh. Tetapi ini tentu saja ada batasan, yaitu payload yang mampu dibawa oleh pesawat. Endurance yang lama memerlukan baterei dengan daya yang besar, baterei dengan daya besar akan menambah beban pesawat nirawak yang ada batas payloadnya.
Kunci dari efektivitas penggunaan pesawat nirawak adalah pemahaman tentang kebutuhan pemetaan yang akan dilakukan. Jika pemetaan yang akan dilakukan hanya mencakup luasan kecil, atau hanya area-area tertentu saja, maka kebutuhan ini bisa diatasi dengan menggunakan pesawat nirawak jenis multirotor. Tetapi jika luasan yang akan dipetakan mencakup area yang besar maka kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan menggunakan pesawat nirawak jenis fixwing/flywing, yang mempunyai endurance lebih lama.
Dengan demikian, pertanyaan mengenai cakupan luas yang menjadi pertanyaan terjawab sudah, yaitu antara luasan area yang sempit +/- 1Ha sampai dengan 10.000 Ha. Di atas luasan tersebut, maka penggunaan pesawat nirawak menjadi tidak efektif karena waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei menjadi lebih lama.
PT Zona Spasial seringkali mengadakan pelatihan untuk survei dan pemetaan. Pelatihan ini meliputi pelatihan pemetaan dengan drone, pelatihan survei dengan laser scan maupun pelatihan untuk survei bathimetri (akan segera hadir). Hal ini disesuaikan dengan bidang bisnis yang ada di PT Zona Spasial. Pelatihan ini ada yang bersifat internal maupun eksternal.
Pelatihan internal tentu saja untuk mengembangkan kapabilitas dari staf PT Zona Spasial. Untuk staf baru, tentu saja, pelatihan ini mandatory. Kemampuan staf baru harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada perusahaan. Sedangkan untuk staf lama, pelatihan ini untuk mengembangkan keahlian pada bidangnya maupun mempelajari lebih mendalam tentang bidang yang digelutinya. Pelatihan internal bisa berupa pelatihan peralatan, perangkat lunak maupun manajemen.
Pelatihan eksternal, beberapa kali juga kami selenggarakan. Pelatihan eksternal ini biasanya dilakukan dengan memberikan materi dasar pemetaan dengan drone/UAV, Laser Scan dan 3D Modeling serta pelatihan survei batimetri. Pelatihan ini ditujukan untuk peserta di luar staf PT Zona Spasial.
Sumber daya Manusia
Ketersediaan sumber daya manusia yang mempunyai kapabilitas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan merupakan permasalahan yang ada sejak dulu. Keluar-masuknya personil dalam suatu perusahaan kadang menjadi masalah jika ada keterbatasan sumber daya. Apalagi perusahaan konsultan yang mengandalkan manusia sebagai aset terbesarnya.
Mengatasi hal tersebut, maka pelatihan secara berkala merupakan salah satu solusi, sehingga terjadi kesinambungan pengetahuan dan tidak ada “jomplang” skill yang dimiliki. Pelatihan eksternal juga membantu menyelesaikan masalah jika suatu saat perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang terlatih pada waktu tertentu. Ketersediaan pasar tenaga kerja yang mumpuni (sesuai dengan bidangnya) akan sangat membantu dalam proses rekrutmen.
Sumber daya manusia yang terlatih dan mumpuni hanya bisa dicapai dengan pelatihan yang berkesinambungan. Pengetahuan tentang hardware, software serta manajemen terbaru harus selalu ditingkatkan. Dengan demikian maka masalah ketersediaan sumber daya manusia dapat teratasi.
Perkembangan dunia survey dengan drone saat ini sudah semakin maju. Jika pada era sebelumnya foto udara dengan drone/UAV ini menggunakan penerbangan secara manual, maka saat ini sudah bisa fully autopilot. Demikian juga sensor yang dibawa, baik sensor pengambilan data raster maupun sensor posisi.
Untuk positioning, jika dulu yang tersedia hanya GNSS biasa, saat ini sudah bisa menggunakan RTK. Sensor pengambilan data pun mengalami kemajuan, jika dulu hanya data raster berupa kamera foto, saat ini sudah tambahkan sensor LiDAR.
Kebutuhan akan ketelitian Digital Terrain Model (DTM) atau kontur yang dihasilkan oleh pemetaan dengan Drone/UAV yang mendasari adanya sensor LiDAR pada drone/UAV. Dengan sensor LiDAR ini maka diharapkan permasalahan ketelitian tersebut dapat diatasi. Keunggulan Sensor LiDAR akan menambah ketelitian DTM yang dihasilkan pada survey dengan menggunakan Drone/UAV.
Kemampuan LiDAR dalam menembus vegetasi yang rapat untuk mendapatkan ground merupakan kelebihan yang mampu meningkatkan akurasi DTM/Kontur. Jika menggunakan foto udara biasa, maka daerah dengan kanopi/tutupan yang padat (misalkan hutan) akan sulit didapatkan DTM/Kontur yang akurat. Daerah dengan tutupan yang padat akan dilakukan interpolasi jika menggunakan foto udara biasa. Interpolasi tentu saja sangat menyulitkan dan kurang akurat jika daerah tersebut sangat luas lingkupannya.
Penggabungan dua sensor pengambilan data yaitu kamera dan LiDAR akan membuat akurasi data semakin baik. Data LiDAR dilengkapi dengan coloring dari hasil kamera serta data kamera dengan posisi ground menggunakan data LiDAR merupakan kombinasi yang memperkuat akurasi hasil survei dengan wahana nirawak.
Pembangunan harus dimulai dari desa. Tingkat urbanisasi yang semakin besar perlu upaya yang sungguh-sungguh dalam membangun desa. Urbanisasi tidak hanya menjadi masalah kota yang dituju (yang menyebabkan persaingan pencari kerja dan dampak sosial lainnya), tetapi juga menjadi masalah bagi desa yang ditinggalkan, yaitu kekurangan tenaga kerja.
Pembangunan desa tak bisa dipungkiri harus mampu menyerap tenaga kerja dan memakmurkan penduduk desa. Lalu apa yang diperlukan? Tentu saja perencanaan pembangunan yang bagus, yang sesuai dengan karakter serta potensi desa yang bersangkutan. Perencanaan tentu saja tidak luput dari peta. Perencanaan pembangunan tanpa peta, bagaimana bisa?
Berita tentang Peta Desa
Seperti dikatakan oleh Guru Besar Fakultas Geografi UGM, Prof. Dr. Aris Marfa’i bahwa ada enam urgensi pembuatan peta desa, yaitu untuk mengetahui posisi desa terhadap kawasan di sekitarnya, melihat potensi desa, menyelesaikan sengketa batas wilayah, inventarisasi aset desa dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa, membantu perencanaan pembangunan infrastruktur desa, serta sebagai dasar informasi untuk integrasi spasial pembangunan wilayah. (https://ugm.ac.id/id/berita/11263-peta-desa-percepat-pembangunan-desa-dan-kawasan-pedesaan)
Demikian pentingnya peta bagi pembangunan desa, lalu apakah sudah terakomodasi dalam peraturan pemerintah. Sayangnya dalam Permendesa PDTT No 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2020, pengadaan peta desa untuk perencanaan tidak disebutkan.
Peta Desa Lembang yang dikerjakan oleh ITB
Peta Desa bukan hanya batas wilayah desa, melainkan juga peta yang mampu memuat apa saja yang ada di desa tersebut. Sumber daya alam, pariwisata, sumber daya manusia dan aset-aset desa yang lain. Dengan kelengkapan tersebut, maka peta desa dapat menjadi acuan yang lebih berdaya guna sebagai bahan perencanaan pembangunan desa. Dana desa akan lebih terserap sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh desa.
Peralatan survei saat ini mengalami kemajuan yang pesat. Baik dari segi kapasitas maupun kapabilitas, mengalami peningkatan yang signifikan. Capturing data yang cepat dan detil merupakan pilihan yang tak bisa dipungkiri. Dengan kecepatan yang semakin bagus, maka efesiensi waktu dapat dilakukan. Demikian juga semakin detil dan akurat data yang didapat maka efektivitas kerja dapat meningkat.
Selain hal tersebut, hal lain yang dipandang sangat penting adalah safety. Keselamatan kerja pada saat survei merupakan hal yang utama. Prioritas yang harus dijunjung oleh perusahaan survei melakui HSE Statement.
Berbagai Alat Survey Otomasi
Alat survey darat
Beberapa alat survei darat yang sudah dapat melakukan survei secara otomatis, yang paling terkenal adalah Robotic Total Station. Penggunaan robotic TS ini jelas akan lebih efesien pada tenaga kerja. Hanya perlu surveyor yang mengoperasikan serta alat Robotic TS
Trimble S8 Robotic Total Station
Alat lain yang sudah melakukan otomasi adalah TLS (Terrestrial Laser Scan). Alat ini, dengan setting tertentu, akan melakukan pengambilan data secara otomatis ke lingkungan/area survei. Hanya perlu pemasangan target pada titik tertentu, dan alat akan otomatis meng-capture-nya.
Laser Scanner FARO
Alat Survey udara
Mungkin diantara alat survei yang mampu diotomasi, alat survey udaralah yang paling terkenal. Kita kenal sebagai drone atau UAV atau pesawat nirawak. Otomasi ini tidak hanya pada wahana pembawa alat survei, tetapi pada alat surveinya sendiri juga dilakukan otomasi.
Dadali VTOL
Alat survey udara yang utama adalah kamera dan penunjuk posisi (GNSS). Kedua alat pengambilan data tersebut sudah dapat diotomasi dalam pengambilan data. Pada kamera dapat disetting berdasarkan jarak serta berdasarkan waktu. Sedang pada GNSS, ada yang dinamakan RTK (Real Time Kinematik), yang berarti GNSS akan mencatat secara otomatis posisi alat survei pada setiap saat.
Alat survey perairan
Alat survei otomasi pada perairan ada dua jenis, yaitu under water dan permukaan (water surface). Yang sering digunakan dalam survei offshore biasanya adalah ROV (Remotely Operated Vehicle). ROV ini bekerja secara otomasi di bawah permukaan laut untuk melakukan survei maupun pengambilan video laut.
ROV H300-MK2
Alat yang bekerja pada permukaan (water surface) biasanya disebut USV (Unmanned Survey Vessel) atau ASV (Autonomous Survey Vessel). Artinya kendaraan air nirawak. Penggunaan ASV ini hampir sama dengan UAV, hanya saja media surveinya adalah perairan. Peralatan yang dibawa pun mengalami otomasi, baik alat survei bathimetri maupun positioning.
AutoBoat ASV
Keunggulan Alat Survey Otomasi
Beberapa keunggulan alat survei otomasi diantaranya:
Kecepatan
Kecepatan pengambilan data merupakan hal yang krusial dalam proyek pengukuran. Dengan kecepatan yang lebih, maka penghematan anggaran akan tercapai.
Keakuratan dan presisi
Terhindarnya human error dapat dilakukan karena sangat minimnya kontak antara manusia dengan alat. Human error ini kadang agak susah diprediksi.
Safety
Minimnya keterlibatan manusia, maka akan meningkatkan safety/keamanan dalam pengambilan data. Resiko kecelakaan kerja akan dapat dikurangi.
UAV (Autonomous Aerial Vehicle) dadali serta ASV (Autonomous Survey Vessel) Barelang yang dibuat oleh team PT Zona Spasial menggunakan fitur autonomous, yang berarti kedua wahana tersebut dapat beroperasi secara mandiri berdasarkan perintah yang telah diunggah pada autopilotnya. Dua macam wahana (udara dan air) dapat menggunakan satu jenis autopilot, yaitu pixhawk.
Keunggulan sistem Pixhawk seperti multithreading yang terintegrasi, sebuah area pemrograman seperti Unix/Linux, fungsi baru autopilot seperti Lua scripting pada misi dan jalur terbang, dan sebuah layer driver PX4 custom yang memastikan ketepatan waktu sepanjang keseluruhan proses. Kemampuan terbaru ini menegaskan bahwa tidak ada batasan untuk wahana (UAV/ASV) mandiri. Pixhawk juga memudahkan operator APM dan PX4 untuk transisi ke sistemnya, dan pada pengguna baru untuk bergabung dalam dunia wahana otonom yang menakjubkan!
Berikut ini adalah fitur
yang ditawarkan oleh 3DR Pixhawk:
32 bit ARM Cortex® terbaru Prosesor M4 menjalankan NuttX RTOS
Output 14 PWM/servo (8 dengan failsafe dan override manual, 6 bantuan, kompatibel dengan kekuatan yang tinggi)
Pilihan konektivitas yang banyak untuk peripherals tambahan (UART, I2C, CAN)
Sistem backup terintegrasi untuk recover selama penerbangan dan override manual dengan prosesor berdedikasi dan suplai daya yang berdiri sendiri
Sistem backup mengintegrasikan gabungan, menyediakan autopilot yang konsisten dan gabungan mode override manual
Input suplai tenaga yang berlebihan dan failover otomatis.
Tombol safety eksternal untuk aktivasi motor yang mudah
Indikator LED multi-warna
Indikator audio piezo dengan multi-nada dan kekuatan yang tinggi
Kartu Micro SD untuk penyimpanan yang lama dan rate tinggi.
Pertanian Modern saat ini telah mengadopsi banyak teknologi yang bisa membantu dalam hal efektivitas dan efesiensi. Mekanisasi pertanian yang telah dimulai sejak lama. Pembibitan dengan bantuan teknologi dapat dilakukan pemilihan bibit yang meningkatkan hasil panen dan mempercepat waktu panen.
Teknologi pesawat nir awak (Drone/UAV) saat ini mulai dipakai sebagai pendamping teknologi-teknologi yang sudah ada sebelumnya. Pemanfaatan drone bagi pertanian ada beberapa hal antara lain:
Pemetaan lahan Pemetaan lahan ini dilakukan oleh pemerintah maupun petani sendiri. Bagi pemerintah, pemetaan lahan pertanian dapat digunakan sebagai data prakiraan produksi pertanian. Data ini bisa dibagi-bagi menjadi data per jenis tanaman dan per wilayah. Prakiraan panen juga bisa dilakukan dengan menilik pada hasil pemotretan dengan pesawat nir awak. Sedangkan dari pihak petani bisa dilakukan pemotretan secara mandiri maupun berkelompok untuk melihat kesuburan maupun penyakit tanaman serta perkiraan waktu panen. Perkiraan penyakit maupun kesuburan tanaman serta masa panen dapat dilakukan dengan pengolahan rona pada area pertanian.
Proses pemupukan dan penyemprotan pestisida Proses pemupukan (dengan pupuk cair) dan pemberian pestisida bagi tanaman merupakan hal yang selalu dilakukan untuk daya dukung tanaman supaya produksi meningkat. Pemupukan dengan menggunakan pesawat nir awak/UAV/Drone dapat membantu mempersingkat waktu serta efektif pada area tanam.
Ketika drone/ UAV komersial pertama kali diperkenalkan,
industri survey pemetaan (geospasial) segera mengadopsinya. Drone dilengkapi
dengan berbagai jenis sensor dan kamera, drone diubah menjadi perangkat
pengumpul data terbang. Jelas bahwa drone dapat mengoptimalkan alur kerja,
meningkatkan keselamatan, mengoptimalkan hasil proyek dan merealisasikan
penghematan biaya yang cukup besar. Contoh berikut menunjukkan bagaimana
perusahaan survey menggunakan drone dalam berbagai proyek yang menggunakan data
geospasial.
Survey dan Pemetaan
UAV dapat meringankan pekerjaan proyek survey pemetaan
terestrial secara signifikan, misalnya di daerah berbahaya dimana tanah longsor
dan gempa bumi biasa terjadi. Contohnya adalah proyek pemetaan di Papua Nugini,
yang dilakukan oleh Survey & Design, sebuah perusahaan survei di Queensland
Utara, Australia. Dengan menggunakan UAV untuk survey situs topografi, tim
dapat menghemat waktu dan meningkatkan keselamatan. Para surveyor tidak perlu
memasuki area berisiko dan menempatkan peralatan survey di sana. Menggunakan
sensor canggih, dengan akurasi data sama baiknya, drone dapat menggantikan
metode survey tradisional.
Drone tentu saja telah mengubah industri survey pemetaan, penghematan biaya, efisiensi dan keuntungan keamanan. Perusahaan survey ingin meningkatkan efektifitas survey dengan drone, artinya berusaha melakukan survey dengan area lebih banyak namun dengan waktu yang lebih sedikit. Drone telah terbukti menjadi cara terbaik untuk melakukan survey lahan, namun perusahaan surveyor terlebih dahulu harus berinvestasi sebelum mereka dapat melihat manfaat finansial.
Misalnya, investasi dalam pelatihan untuk dapat mengoperasikan UAV, dan sistem UAV yang lengkap (bukan hanya drone, tetapi seluruh rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak) yang menghasilkan data foto udara yang optimal. Riset dan pengembangan juga telah dilakukan oleh tim Zona Spasial. Tim engineer kami telah melakukan serangkaian riset untuk meningkatkan kapabilitas di bidang survey foto udara, hingga lahirlah pesawat rakitan kami, Dadali UAV.
Selama bertahun-tahun, perusahaan survey pemetaan harus
mengandalkan fotografi udara menggunakan airborne ketika memetakan tambang
terbuka. Tetapi fotografi udara terbukti mahal, karena proyek pemetaan udara
biasanya mencakup wilayah yang luas agar menguntungkan. Drone terbukti menjadi
alternatif yang bagus untuk area pemetaan skala kecil seperti tambang terbuka.
Selain itu, mereka dapat memetakan area yang tidak aman dan tidak dapat diakses
oleh manusia
Hal yang sama dapat dilakukan untuk survey tanah di area
tambang, seringkali penuh dengan resiko. Dengan menggunakan UAV yang dilengkapi
dengan kamera udara, anda dapat menghindari resiko itu. Saat ini banyak
perusahaan menawarkan hexacopter yang dapat terbang mandiri untuk menghasilkan produk
data geospasial seperti orthophotos (gambar udara yang dikoreksi secara
geometris), model 3D point cloud (set titik data di ruang angkasa, yang berisi
koordinat x, y dan z) ). Terlepas dari tujuan pemetaan, pekerjaan yang sedang
berlangsung di tambang terbuka dapat dipantau menggunakan UAV, misalnya stock
pile, muck pile, pemantauan dan
analisis aset, serta inspeksi pabrik, dan peralatan.
Pertanian
Pertanian digital adalah pangsa pasar baru dimana teknologi
drone semakin banyak diterapkan. Perusahaan software pemetaan mengembangkan
fitur khusus drone dalam industi pertanian. Citra drone dan teknik fotogrametri
dapat membantu petani mengelola dan memantau tanaman mereka. Misalnya, peta foto
udara yang beresolusi tinggi dapat membantu petani untuk mencari tahu masalah
tanaman, sedangkan peta indeks vegetasi membantu mereka memahami kondisi
tanaman. Kita juga dapat menghitung jumlah tanaman dengan fitur tree counting.
Model permukaan digital terperinci membantu petani untuk merencanakan irigasi,
struktur lapangan untuk meminimalkan erosi tanah, dan dapat digunakan untuk
memvalidasi klaim asuransi. Ini baru permulaan, aplikasi pertanian yang baru akan
terus bermunculan dan dikembangkan. Salahsatu yang mungkin diterapkan adalah,
memperkirakan pertumbuhan tanaman (forecasting) yang akan membantu memahami
bagaimana tanaman berubah seiring waktu, sebagai hasil dari berbagai teknik
pertanian.
Energi
Inspeksi kabel listrik adalah kasus penggunaan survey
pemetaan yang penting untuk drone. Industri energi telah berpaling dari
penggunaan helikopter dan operasi darat, dengan memanfaatkan otomatisasi survey
grid, untuk meningkatkan keselamatan, manajemen data, dan mengurangi dampak
lingkungan. Delair-Tech, penyedia solusi drone end to end yang aktif di banyak
industri yang berbeda, mengklaim bahwa drone menghemat 30 hingga 40 persen
biaya proyek daripada menggunakan helikopter untuk pekerjaan inspeksi saluran
listrik.
Konstruksi
Area konstruksi dapat dikelola dan ditingkatkan dengan
menggunakan drone. Keselamatan selalu menjadi masalah besar di area ini. Kabar
baiknya adalah, survey menggunakan drone untuk melakukan pengukuran atau
kegiatan lain dapat membantu menghindari korban. Kedua, karena tempat kerja
cenderung berubah dengan cepat dari waktu ke waktu, drone dapat digunakan
sebagai perangkat pemantauan dengan mengumpulkan data di sekitarnya. Model 3D
yang didasarkan pada pengumpulan data berbasis drone, dapat secara akurat
menampilkan pembaruan harian yang pada gilirannya dapat dibagikan di antara
semua pemangku kepentingan, memberikan satu sumber data faktual. Hal ini pada saatnya
membantu mengurangi risiko survey dan mengidentifikasi masalah sebelum timbul,
serta menghindari kesalahan yang berbiaya mahal.
Distribusi dan Monetisasi Peta Drone
Artikel ini membahas penggunaan drone dalam banyak industri, yang menunjukkan bagaimana proyek survey dan pemetaan dapat mengambil manfaat dari penggunaan drone. Sayangnya, proyek drone sebagian besar dilakukan sekali, dan data hanya digunakan oleh beberapa pemangku kepentingan. Apa yang akan terjadi jika kita memiliki peta di banyak lokasi survey namun tidak dimanfaatkan lebih lanjut? Ini merupakan sebuah peluang untuk memanfaatkan kembali peta yang kita dapatkan dan menjualnya kepada pihak lain yang membutuhkan. Jika suatu saat ada permintaan proyek dan ternyata kita sudah pernah memetakan lokasi tersebut? maka dengan mudah kita menjual peta hasil proyek sebelumnya untuk berbagai kepentingan.
untuk proyek survey pemetaan bagi perusahaan Anda, segera hubungi kami di info@zonaspasial.com atau WA 085794084844
Industri kini telah masuk dalam era otomatisasi. Semua industri melakukan revolusi dalam hal business improvement process. Dalam hal survey dan pemetaan, penggunaan UAV / drone diadopsi untuk melakukan inspeksi dan monitoring aset perusahaan. Penggunaan drone tersebut merupakan salahsatu proses improvement karena drone dapat menghasilkan data foto udara yang dapat di cek secara berkala.
Industri drone komersial berada di titik puncak era baru otomatisasi. Penerbangan drone yang dilakukan secara otomatis bukanlah hal baru, namun dalam hal mengukur dan menganalisis data foto udara masih merupakan proses manual. Ketika industri drone semakin matang, maka otomatisasi akan diperlukan untuk memastikan hasil foto udara UAV yang konsisten dan akurat. Seperti halnya yang dilakukan PT Zona Spasial. dalam survey pemetaan, kami melakukan otomatisasi jalur terbang melalui Mission Planner. Namun untuk olahdata, masih diperlukan usaha manual untuk melakukannya.
Apa yang Diperlukan untuk mengukur otomatisasi operasi Drone
agar dapat bisa di-scalable?
Alur Kerja Berulang (Repeatable Workflows)
Bagi perusahaan mana pun yang mengembangkan software pemetaan drone, mereka harus mampu menghasilkan alur kerja yang dapat diulang yang mudah bagi para pekerja untuk berintegrasi ke dalam operasi sehari-hari mereka. Jika alur kerja tidak dapat direplikasi dengan mudah, akan lebih sulit untuk digunakan surveyor dan itu pasti tidak bisa skala.
Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Handal
Setiap hasil olah data foto udara yang terukur harus dapat diandalkan. Perusahaan membutuhkan solusi yang dapat dipercaya setiap kali bekerja dan menyampaikan wawasan yang mereka andalkan untuk membuat keputusan bisnis yang lebih cerdas. Itulah mengapa keandalan teknologi diperlukan untuk memproses hasil foto udara UAV itu.
Hasil yang Konsisten
Konsistensi diperlukan jika perusahaan survey ingin menerapkan solusi drone dalam skala besar. Sayangnya, pengukuran dan analisis manual tidak hanya memakan waktu tetapi juga rentan terhadap kesalahan. Mesin dapat membantu. Itulah sebabnya otomatisasi dalam pengolahan survey pemetaan akan bergantung pada algoritma dan deep learning machine untuk mendorong hasil yang konsisten dan akurat setiap saat.
Machine Learning, Computer Vision, dan Artificial Intelligence di masa depan
Kunci untuk mengembangan dan skalabilitas (scalability)
adalah otomatisasi. Tapi bagaimana Anda mengotomatiskan analisis data foto udara
UAV? Disinilah machine learning dan kecerdasan buatan dapat berperan. Kita
dapat mengajarkan mesin untuk mendeteksi pola dan objek, membuat pengukuran
yang akurat, dan mengubah kumpulan data besar menjadi laporan yang mudah
dicerna.
Telah banyak pembicaraan tentang teknologi ini di industri
drone komersial, namun baru sebatas rumor. Mengapa demikian? sebagai industri
baru, otomatisasi baru saja dimulai. Untuk memberikan solusi yang dipandu oleh
AI (artificial intelligent) sejati dalam mengotomatisasi alur kerja, diperlukan
banyak data.
Sekarang saatnya mengumpulkan data hasil survey pemetaan tersebut untuk bekerja untuk membangun solusi machine learning terdepan di industri untuk memecahkan tantangan dunia nyata yang dihadapi perusahaan saat mereka menempatkan drone untuk bekerja di lapangan setiap hari.