Posts

Registrasi Jalan Tol Akses Tanjung Priok

Registrasi point cloud merupakan tahap setelah melakukan proses 3D scanning. Pengolahan data hasil laser scan dijadikan satu kesatuan menjadi satu sistem yang utuh. Adapun sistem koordinat yang dilakukan pada kasus Akses Tanjung Priok (ATP) menggunakan koordinat gobal. Dari beberapa metode registrasi yang ada, dalam kasus ini menggunakan metode target-based.

Prosedur Pengerjaan Registrasi

Adapun prosedur pengerjaan registrasi yang dilakukan pada hasil laser scan Akses Tanjung Priok sebagai berikut:

  1. Impor Data Scan

Data hasil laser scan diimport ke dalam software registrasi untuk dilakukan proses pengolahan data lebih lanjut. Format file berupa .fls.

  1. Pick Target

Sphere dan checkerboard sebagai target di-pick. Hal tersebut berfungsi sebagai stitch antar data agar setiap data saling terhubung.

Gambar 1. Pick checkerboard

 

Gambar 2. Pick Plane object

 

Gambar 3. Pick Sphere Target

  1. Control Point

Memasukkan control point sebagai sistem koordinat global. Control point juga berlaku sebagai reference yang mana orientasi dan rotasi dari hasil registrasi mengikuti sudut dan koordinat dari control point ini.

  1. Place Scan

Place scan merupakan tahap registrasi untuk menyatukan data-data hasil laser scan dengan parameter yang sudah disediakan di Faro Scene (software registrasi kami).

  1. Check Correspondence

Pada tahap ini, pengecekan dilakukan untuk memastikan bahwa setiap data scan sudah terhubung. Serta memastikan bahwa koordinat dan orientasi data sudah mendekati sama.

  1. Apply Picture dan Ekspor

Tahap terakhir apabila registrasi sudah baik yaitu melakukan coloring. Setelah pewarnaan data, selanjutnya data dieskpor ke format E57 untuk dilakukan modelling.

Hasil dari registrasi ini merupakan kumpulan dari beberapa station berdiri alat. Hasil registrasi ini merupakan pointcloud yang sudah siap dilakukan modeling.

Gambar 4. Hasil Registrasi secara isometrik

 

Untuk kendala dan cara mengatasi kendala dalam proses registrasi akan kami muat di artikel berikutnya…stay tuned guys

Pembuatan Data Bim Menggunakan 3D As-Build Model

Building information modeling (BIM) adalah sarana untuk menciptakan representasi digital yang terdiri dari suatu asset dan informasi baik itu bangunan atau infrastruktur. BIM banyak diterapkan untuk bangunan maupun infrastruktur yang telah berdiri maupun yang akan dibangun. BIM juga memiliki tingkat kedetailan atau level of detail (LoD) yang perlu diperhatikan dalam proses pemodelannya. Fungsi penerapan berbeda-beda namun pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Pada artikel ini kita akan membahas mengenai proyek yang berhasil kami buat mengenai pembuatan BIM dari pemodelan 3D as-build model pada gedung bertingkat (Gambar 1).

Gambar 1. Hasil 3D as-build model gedung bertingkat

BIM mendorong semua pihak untuk bekerja secara kolaboratif

Eastman dkk. (2011) membagi fungsi BIM berdasarkan beberapa kelompok berdasarkan pemangku kepentingannya :

  1. Pemilik : menilai opsi desain dari perspektif biaya, waktu, keberlanjutan, pengoperasian fasilitasnya dan manajemen aset berdasarkan model as-built.
  2. Arsitek dan insinyur : perencanaan ruang dan ketepatan pembanguann, analisis energi, komunikasi/peninjauan desain (visualisasi 3D), pertimbangan dalam kuantitas dan estimasi biaya, desain dan analisis/simulasi sistem bangunan (struktur,sistem penanganan mekanik dan udara, sistem darurat, pencahayaan, akustik,dll.), koordinasi desain (clash detection), dan lain sebagainya.
  3. Kontraktor : perencanaan dan penjadwalan konstruksi, biaya dan kontrol jadwal, pembelian dan pelacakan pengadaan, dan manajemen keselamatan.
  4. Subkontraktor : proses manufaktur, pra-perakitan, dan prefabrikasi.

Secara garis besar pemodelan BIM mendorong semua pihak proyek untuk bekerja secara kolaboratif, membantu efisiensi proyek, mengurangi risiko model dan biaya proyek, dan memungkinkan penggunaan model untuk menginformasikan pengambilan keputusan operasi dan pemeliharaan di masa depan.

Cara pengambilan data point cloud

Pembuatan BIM dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satunya dengan dengan pemodelan melalui as-build model. As-build model merupakan pemodelan yang dilakukan dengan menggunakan suatu data yang menjadi acuan pemodelannya. Acuan tersebut bisa dengan 2D drawing, maupun yang akan dibahas pada artikel ini yaitu menggunakan alat survei 3D Laser Scan.

Gambar 2. Point cloud Gedung hasil pindaian 3D Laser Scan

3D Laser Scanner adalah alat survei untuk pengambilan data geometri dari suatu objek atau lingkungan dengan memanfaatkan teknologi sinar laser yang disebarkan ke segala arah. Proses pengambilan data point cloud dilakukan secara bertahap mengikuti area yang ingin dipindai. Pada area tersebut harus dipasang penanda berupa checker board atau sphere untuk mempermudah proses identifikasi titik scan pada saat proses registrasi. Setelah semua area sudah dipindai barulah masuk ke proses pertama pengolahan yaitu registrasi. Registrasi adalah proses penyatuan semua titik scan.  Hasilnya berupa kumpulan jutaan titik yang memiliki nilai koordinat, warna, intensitas, dan membentuk objek/lingkungan secara 3 Dimensi yang merupakan representasi dari objek atau lingkungan sebenarnya (Gambar 2).

Ekstraksi point cloud menjadi 3D as-build model

Pedoman pembuatan 3D as-build model didasarkan pada ekstraksi informasi geometris yang dimiliki oleh point cloud. Proses akuisisi data point cloud seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya menggunakan teknologi 3D Laser Scan. 3D Laser Scan menggambil data Gedung secara keseluruhan sehingga menghasilkan point cloud yang merepresentasikan Gedung tersebut. Pengambilan data dilakukan oleh PT. Zona Spasial dengan tenaga ahli dan sudah berpengalaman dalam proses akusisi data. Tingkat kerapatan point cloud disesuaikan berdasarkan permintaan client dan keluaran model yang ingin dihasilkan.

Pemodelan BIM yang dilakukan pada artikel ini adalah pemodelan Gedung 5 lantai yang terdiri dari Ground Floor, Lantai 2, Lantai 3, Lantai 4, dan Roof Top (Gambar 3). Sama halnya dengan akusisi data, proses pemodelan 3D as-build juga dilakukan PT. Zona Spasial dengan tenaga ahli yang professional dan sudah berpengalaman.

Gambar 3. Hasil 3D as-build model Gedung per-lantai

Gambar 4. Hasil 3D as-build model Gedung nampak samping

Hasil pemodelan 3D as-build menampilkan gambaran bangunan perlantai baik eksterior maupun interiornya (Gambar 4). Hasil tersebut dapat dimanfaatkan oleh client lebih lanjut dalam BIM seperti menambahkan informasi masing-masing ruangan atau pendataan barang-barang inventaris Gedung. Hasil dapat dimanfaatkan juga untuk turunan BIM lainnya seperti untuk simulasi kebakaran, jalur evakuasi, saraba marketing dan lain sebagainya.

Kesimpulan

Building information modeling (BIM) merupakan representasi digital yang terdiri dari suatu asset dan informasi baik itu bangunan atau infrastruktur. BIM memiliki manfaat dalam membantu efisiensi proyek, mengurangi risiko model dan biaya proyek, dan memungkinkan penggunaan model untuk mengambil keputusan di masa depan. Pembuatan BIM dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satunya dengan dengan pemodelan melalui as-build model. As-build pada artikel ini dihasilkan dari hasil pemindaian point cloud menggunakan teknologi 3D Laser Scan. Proses pemodealan dibuat oleh PT.Zona Spasial dengan tenaga yang professional dan berpengalaman sehingga menghasilakn bangunan 3D yang diharapkan client untuk pemanfaatan BIM.

 

Scan to BIM

Building Information Modeling (BIM) saat ini merupakan salah satu bahasan yang populer. Sedangkan Scan/Laser Scan sudah beberapa saat lalu populer untuk mendapatkan gambaran 3D (3 Dimensi) atau biasa disebut modeling. Lalu apakah hubungan antara Laser scan dengan BIM? Bagaimana membuat BIM dengan menggunakan teknologi laser scan?

 

Laser Scan Untuk pembuatan 3D Model

Pengambilan laser scan untuk membuat suatu model, dalam hal ini bangunan (building) merupakan hal yang esensial untuk persiapan BIM. Kami pernah membahas tips dan trik pengambilan laser scan ini (https://zonaspasial.com/2019/10/tip-trik-melakukan-survei-dengan-terestrial-laser-scan/). Dengan pengambilan data pointcloud yang baik dengan menggunakan laser scan, maka diharapkan hasil modeling yang akan dibuat bahan BIM juga akan menjadi baik. Perlu diingat bahwa laser scan hanya mengambil data sesuai apa yang terlihat mata dan tidak bisa tembus tembok atau benda lain. Sehingga segala perkabelan dan pipa yang tertanam di dalam struktur bangunan tidak akan tercapture.

Proses pengambilan data laser scan ini melibatkan pointcloud yang besar serta foto-foto. Data yang besar ini perlu manajemen yang baik. Apalagi jika bangunan yang diambil datanya besar serta banyak, maka manajemen data serta manajemen pengambilan harus dirancang secara baik.

Pointcloud to 3D Model

Modeling dan Data Atribut

Setelah registrasi dan pembersihan pointcloud, maka modeling dapat dilakukan sesuai dengan keadaan sebenarnya (as built) sebuah bangunan. Proses modeling ini membutuhkankan detil yang teliti. Modeling as built bisa memakai solid, jika hasil yang diinginkan hanya model/gambar saja. Tetapi jika ingin menggunakan sebagai BIM, maka modeling bisa dilakukan dengan Revit, atau software BIM yang lain. 3D model yang dibuat sebagai as built mungkin akan sedikit berbeda angka-angka ukuran, karena dalam proses pekerjaan Gedung/building pasti terdapat penyesuaian.

Model BIM ini mempunyai kelebihan yaitu adanya basis data non spasial atau biasa disebut atribut. Data atribut ini penting sekali dalam proses BIM, karena akan menerangkan model yang dibuat. Semakin lengkap atribut yang dimasukkan ke dalam sebuah model, akan semakin bagus.

Section and BIM

Setelah data model dan atribut menyatu sebagai system informasi, maka BIM untuk sebuah bangunan sudah bisa disajikan untuk keperluan engineering, Keperluan utama sebuah as built biasanya untuk maintenance. Dengan data ukuran yang sesuai aslinya serta atribut dari masing-masing bagian, maka bagian maintenance akan dimudahkan dalam melakukan kegiatannya. Selain itu juga, jika akan dilakukan renovasi, maka kesiapan data BIM akan sangat membantu dalam pelaksanaan renovasi.

Portfolio Items