Pendangkalan Sungai dan Monitoringnya

Erosi tanah dari daerah hulu sungai seringkali menjadi sebab adanya pendangkalan sungai. Belum lagi masalah sampah yang dibuang ke sungai. Timbunan material baik alami maupun hasil limbah manusia yang berupa sampah, lama kelamaan dapat menyebabkan aliran sungai tidak lagi lancar. Ini yang kemudian menyebabkan luapan air dari sungai tersebut, jika daya tampungnya menurun.

 

Pendangkalan Sungai dan Akibatnya

Erosi pada tepi sungai maupun dasar sungai pada daerah hulu menjadi tak terhidarkan ketika alih fungsi lahan terjadi. Penyerapan air hujan oleh tumbuhan dan pohon menjadi berkurang karena alih fungsi tersebut. Penyerapan ini berfungsi menjaga air tidak mengalir di permukaan sehingga dapat mengikis muka tanah. Kikisan muka tanah tersebut pada akhirnya akan menuju sungai dan diendapkan sebagai sedimentasi padat.

Laju pengendapan sedimentasi yang besar tentu saja semakin mempercepat proses pendangkalan. Pengendapan di dasar sungai maupun di bagian tepi sungai membuat daya tampung sungai menurun.

Hal lain yang disinggung di atas adalah adanya pembuangan sampah yang juga akan mengakibatkan  pendangkalan sungai. Daya tampung air pada sungai yang sudah menurun akibat laju endapan sedimen dari sejak daerah hulu, diperparah dengan pembuangan sampah di sungai tersebut. Luapan air akan terjadi jika sungai tidak lagi mampu menampung air.

Selain banjir, yang perlu diperhatikan juga ekosistem yang rusak akibat pendangkalan ini. Ekosistem yang rusak menyebabkan keragaman hewan ikut hilang.

Gambar 1. Sedimentasi yang mengendap di sungai

 

Monitoring Pendangkalan Sungai

Untuk mengurangi resiko meluapnya air dari sungai akibat pendangkalan yang terjadi, maka perlu dilakukan  monitoring terhadap sungai tersebut. Monitoring bisa dilakukan secara berkala. Untuk sungai yang relatif sempit dan tidak dalam, monitoring lebih mudah dilakukan. Tetapi jika sungai yang dalam dan lebar, maka membutuhkan pengukuran lebar dan kedalaman secara berkala yang lebih rumit.

Gambar 2. Hasil Pengukuran Bathymetri Sungai CImanuk Indramayu

Pengukuran kedalaman sungai ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat survei batimetri. Alat survei kedalaman sungai ini bisa menggunkan Single Beam Echosounder (SBES). Penggunaannya yang mudah dan akurasi yang baik, sangat mencukupi untuk pengukuran kedalaman sungai. Hasil pengukuran kedalam yang periodik ini dapat digunakan sebagai perencanaan tata kelola sungai, misalnya pengerukan.

Wahana pembawa alat survei ini bisa menggunakan kapal boat biasa maupun menggunakan Autonomous Survei Vessel (ASV).

Gambar 3. Autoboat ASV

Penggunaan ASV akan lebih efektif untuk sungai karena beberapa hal:

  • Mudah dalam mobilisasi
  • Sesuai dengan ukuran sungai yang akan disurvei
  • Mudah dalam pengoperasian
  • Relatif lebih murah dibanding biaya sewa boat
  • Lebih aman karena tidak berawak

Hal-hal di atas tidak bisa dilakukan oleh boat biasa, sehingga pilihan menggunakan ASV adalah pilihan yang lebih baik.